medical treatment case

Pengertian dan Contoh Kasus Medical Treatment Case (MTC)

Rate this post

Setiap pekerjaan, tentu mempunyai risikonya masing-masing yang dapat menyebabkan kecelakaan di tempat kerja. Hal ini tentunya mengharuskan pekerja untuk tetap waspada dan mengikuti prosedur yang ada.

Kecelakaan kerja sendiri terdapat beberapa jenis yang berbeda-beda. Jenis kecelakaan ini disesuaikan dengan kondisi yang dialami oleh pekerja.

Salah satunya adalah kecelakaan kerja yang menimbulkan cedera cukup parah bagi korban, sehingga membutuhkan perawatan khusus dari tenaga medis profesional.

Jenis kecelakaan tersebut biasa dikenal dengan istilah Medical Treatment Case (MTC) dalam dunia Health, Security, and Environment (HSE).

Dengan kata lain, MTC merupakan salah satu istilah dalam HSE yang sangat penting untuk membantu memastikan keselamatan dan kesehatan para pekerja.

Lantas, apa itu Medical Treatment Case (MTC)? Simak pengertian dan contoh kasusnya di bawah ini, ya!

Pengertian Medical Treatment Case (MTC) 

pengertian medical treatment case

Medical Treatment Case (MTC) adalah salah satu jenis kecelakaan kerja yang mana korban membutuhkan perawatan khusus dari tenaga medis profesional, baik itu perawat maupun dokter.

Hal ini berarti, korban kecelakaan kerja mengalami cedera yang cukup parah, sehingga tidak bisa sekedar ditangani oleh petugas pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K).

Adapun tujuan MTC dalam dunia HSE adalah untuk memastikan keselamatan dan kesehatan korban kecelakaan kerja.

Dalam hal ini, tenaga medis bertugas untuk memberikan diagnosis beserta dengan rekomendasi pengobatan yang akan dijalankan korban kecelakaan tersebut.

Selain itu, tenaga medis juga harus melakukan pemantauan perkembangan korban setelah diberikan perawatan khusus, sehingga kondisi korban bisa segera membaik.

Contoh Kasus Medical Treatment Case (MTC) 

contoh medical treatment case

Kecelakaan yang terjadi di tempat kerja bisa saja menimbulkan cedera berat dan ringan, tergantung pada kecelakaan yang dialami pekerja.

Tentu, setiap cedera tersebut membutuhkan penanganan dan perawatan yang berbeda-beda. Nah, berikut ini beberapa contoh kasus Medical Treatment Case (MTC) yang biasa terjadi.

1. Serangan jantung

Salah satu cedera berat yang dialami oleh pekerja akibat kecelakaan kerja adalah serangan jantung. Tidak menutup kemungkinan, bahwa seorang pekerja bisa mengalami serangan jantung saat sedang bekerja.

Serangan jantung bisa terjadi ketika kondisi fisik atau mental pekerja mengalami tekanan yang berlebihan, baik karena stress, aktivitas fisik yang berat, dan lainnya.

Ketika pekerja mengalami serangan jantung, maka pertolongan pertama yang bisa dilakukan adalah memastikan kesadaran korban.

Namun, penyakit ini tidak bisa sembarangan diberikan pertolongan pertama oleh petugas P3K, sehingga membutuhkan tenaga medis profesional untuk memberikan perawatan khusus.

Jadi, pastikan segera menghubungi ambulans dan petugas medis secepatnya agar korban bisa mendapatkan perawatan lebih lanjut.

2. Terpapar bahan kimia berbahaya

Dalam proses operasionalnya, beberapa industri biasanya membutuhkan bahan kimia, salah satunya kosmetik. Bahan kimia yang digunakan biasanya terdapat beberapa jenis, bahkan ada yang membahayakan.

Tidak menutup kemungkinan, bahan kimia berbahaya tersebut dapat menimbulkan cedera pada pekerja. Misalnya, salah satu pekerja teknisi laboratorium terpapar cairan asam sulfat akibat kebocoran saat bekerja.

Kondisi tersebut membuat kulitnya menjadi melepuh dan terasa terbakar, sehingga membutuhkan perawatan medis profesional secepat mungkin agar lukanya tidak semakin parah.

3. Keracunan gas beracun

Selain bahan kimia yang berbahaya, kecelakaan kerja juga bisa ditimbulkan akibat keracunan gas beracun. Biasanya, ini terjadi di industri kimia atau yang lainnya.

Misalnya, sebuah industri kimia mengalami kebocoran gas amonia, sehingga menyebabkan pekerja yang sedang bekerja mengalami sesak nafas, batuk, hingga pingsan.

Tentu, kejadian tersebut membutuhkan perawatan medis profesional. Hal ini bisa dilakukan untuk segera membawa korban menuju rumah sakit terdekat agar segera mendapatkan perawatan medis dan meminimalisir terjadinya kerusakan paru-paru.

Baca Juga: First Aid Case: Pengertian, Langkah-langkah, & Contohnya

Cara Menghitung Tingkat Frekuensi Medical Treatment Case (MTC) 

Terjadinya kecelakaan di tempat kerja, tentu dapat merugikan perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan sepenuhnya tidak bisa menjalankan prosedur K3 dengan baik dan benar.

Maka dari itu, sangat penting bagi perusahaan untuk menghitung tingkat frekuensi terjadinya kecelakaan kerja yang membutuhkan perawatan tenaga medis profesional agar bisa menjadi bahan evaluasi bagi perusahaan.

Dalam hal ini, perusahaan bisa menggunakan cara medical treatment case frequency rate. Berikut rumus untuk menghitung tingkat frekuensi Medical Treatment Case (MTC).

Tingkat Frekuensi = (Medical treatment injuries X 1.000.000) / total jam kerja

Dampak Negatif Medical Treatment Case (MTC)

Insiden kecelakaan kerja yang membuat pekerja mengalami cedera parah dan harus mendapatkan perawatan medis, tentu memberikan dampak negatif.

Dampak negatif tersebut bisa bagi pekerja sendiri yang menjadi korban, pekerja lain, maupun pihak perusahaan.

Pasalnya, insiden tersebut membuat perusahaan kehilangan jam produktif, mengalami gangguan karena harus memindahkan jam pekerja, hingga operasionalnya bisa berhenti sementara.

Tentu, kondisi tersebut membuat kerugian perusahaan secara finansial. Terlebih lagi, bagi pekerja yang menjadi korban juga turut terdampak karena mereka tidak bisa bekerja, sehingga tidak mendapatkan penghasilan.

Penutup

Demikianlah pembahasan mengenai apa itu Medical Treatment Case (MTC) beserta dengan contoh kasus dan dampak negatifnya.

Medical Treatment Case (MTC) adalah jenis kecelakaan kerja yang mana korban mengalami cedera yang cukup parah dan harus mendapatkan perawatan dari tenaga medis profesional.

Tentu, kecelakaan tersebut membuat pekerja tidak bisa bekerja pada waktu kejadian dan harus mengganti jadwal di lain hari sesuai kebijakan perusahaan.

Maka dari itu, untuk menghindari kecelakaan kerja yang berdampak buruk bagi pekerja, sebaiknya perusahaan menerapkan standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Hal ini bisa dilakukan dengan mempunyai pekerja sebagai ahli K3 untuk memastikan keselamatan dan kesehatan para pekerja.

Jika belum memilikinya, perusahaan bisa menunjuk salah satu karyawan untuk mengikuti pelatihan K3 di PT Mandiri Maha Daya.

Atsna Himmatul Aliyah
Atsna Himmatul Aliyah

I have an interest in the SEO, Content Writer, and Copy Writer

Articles: 34

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *